Untuk memenuhi tugas UAS Pengembangan Laboratorium yang dibimbing
oleh dosen pengampu Ibu Wiwik Kusmawati S.pd., M.s
Disusun Oleh:
Nama : Lazarus
Jurusan : Biologi
C 2011
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP BUDI
UTOMO MALANG
Juni 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada
Allah SWT, karena berkat segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kami masih
diberi nikmat berupa sehat dan kelancaran dalam menyusun makalah ini dengan
judul “GAMBARAN HISTOLOGI DAUN TUMBUHAN DIKOTIL PADA PEMBUATAN
PREPARAT SECTION TUMBUHAN”.
Makalah ini disusun dan diajukan
untuk memenuhi tugas UAS pengetahuan
laboratorium di
IKIP BUDI UTOMO MALANG. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun
penyusunannya. Oleh karena, itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak yang terkait yang sifatnya membangun agar dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya maupun orang lain yang membutuhkan umumnya.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak
luput dari bantuan pikiran serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu. Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada kami
mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca.
Malang, Juni
2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang………………………………………………………….... 1
2. Maksud
dan Tujuan…………………………………………….………… 5
BAB
II PEMBAHASAN
1. Tinjauan Pustaka………………………………………………………….. 6
A. Epidermis…………...……………………………………………....... 7
B. Mesofil..........…………………………………………………………. 7
C. Jaringan
Pembuluh.……….......………………………………………. 8
D.
Jaringan Sekretoris……………………......………………………….. 8
BAB
III PENUTUP
Alat
dan Bahan……………………………………………………....….... 9
Metode
Kerja ………………………………………….………………..... 9
BAB IV HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pembahasan............................................................................... 10
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
........................................................................................ 11
B.
Saran
.................................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………… 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Struktur
tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas organ pokok yaitu akar,
batang dan daun. Organ tersusun oleh beberapa jaringan, dan jaringan disusun
oleh beberapa sel yang mempunyai bentuk, struktur, serta fungsi yang sama.
Berdasarkan kemampuan sel membelah jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua
yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Setiap jaringan memiliki struktur
dan fungsi yang berbeda.
Secara struktural,
tubuh tumbuhan sama dengan tubuh hewan, yaitu tersusun oleh berbagai jaringan
dan organ yang saling mendukung untuk melangsungkan fungsi dan aktivitas hidup.
Jaringan
yaitu sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi, dan sifat-sifat yang sama.
Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas di seluruh
bagian tumbuhan. Misalnya jaringan-jaringan yang berfungsi dalam pengangkutan
air dan makanan akan membentuk suatu sistem pembuluh pengangkutan.
Jaringan-jaringan tersebut akan menyusun organ tumbuhan yaitu organ akar, organ
batang maupun daun.
Daun
merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan
mempunyai sejumlah besar daun. Daun ini hanya terdapat pada batang saja dan
tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang
tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku atau nodus batang, dan
tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak
daun (axial).
Pembuatan
sediaan irisan (section preparation) ditujukan pada obyek-obyek yang besar dan
tebal baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan, supaya jaringan dan sel-selnya dapat
dilihat di bawah mikroskop, sehingga perlu ditipiskan dengan jalan diiris-iris
menjadi bagian yang kecil dan tipis. Beberapa bahan seperti ranting-ranting
kecil, ujung batang yang masih mudah, dapat dipotong atau diiris menjadi
bagian-bagian yang cukup tipis dengan mempergunakan pisau cukur atau silet.
Bahan-bahan yang tidak begitu kuat seperti daun, akar agar dapat dipotong tipis
harus ditunjang dengan gabus, paraffin atau bahan lain.
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang
paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak
berlangsung di daun.
Anatomi
daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1.
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada
epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu
besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapatstoma/mulut
daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar
tubuh tumbuhan.
2.
Parenkim/Mesofil
·
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel,
·
parenkim palisade
·
parenkim spons
(jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung
kloroplast.
Khusus
palisade memang yang digunakan dalam fotosintesis
Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya
agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel.
Kegiatan
fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak
daripada jaringan bunga karang.
Daun
dikotil
Tumbuhan Dikotil
Tumbuhan dikotil
yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua yang merupakan cabang dari
tumbuhan Angiospermae. Ciri tumbuhan dikotil adalah bercabang-cabang,
berkambium, akar tunggang, pertulangan daun menyirip dan mempunyai ikatan
pembuluh kolateral terbuka (Kimball, 1992). Tumbuhan dikotil merupakn tumbuhan
berkeping dua yang memiliki lembaga, dua daaun lembaga dan akar serta pucuk
lembaga yang tidak memiliki pelindung khusus. Batang bagian bawah tanaman
dikotil lebih besar daripada ujungnya, hal ini dikarenakan tumbuhan dikotil
mempunyai kambium (Suprapto, 1994). Tumbuhan dikotil mempunyai cabang ikatan
pembuluh kolateral berkambium, mempunyai akar tunggang dan pembuluh akut
tersusun dalam lingkaran (Saktiyono, 1989).
Struktur Jaringan Penyusun Daun Dicotyledoneae
Bentuk
daun Dicotyledoneae bermacam-macam,bertangkai daun, dan urat daunnya menyirip
atau menjari.
Jaringan
|
Letak
|
Fungsi
|
Ciri-ciri
|
|
a)
|
Epidermis
|
Menyusun lapisan permukaan
atas dan
bawah daun
|
– Melindungi lapisan sel di
bagian dalam dari kekeringan.
– Menjaga bentuk daun agar
tetap.
|
Terdiri dari satu lapis sel
kecuali
tanaman Ficus (tanaman karet
|
b)
|
Kutikula
|
Melapisi permukaan
atas dan bawah daun.
|
Zat kutin pada kutikula
mencegah penguapan air
melalui permukaan daun
|
Penebalan dari zat kutin
|
c)
|
Stomata
|
Melapisi permukaan
atas dan bawah daun.
|
– Sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara.
– Sel penjaga sebagai
pengatur membuka dan
menutupnya stomata.
|
Mulut daun pada epidermis
dengan dua sel penutup
|
d)
|
Rambut dan kelenjar
|
Permukaan atas dan
bawah daun.
|
Alat pengeluaran.
|
Alat tambahan pada
epidermis.
|
e)
|
Mesofil
|
Di antara lapisan epidermis
atas dan bawah.
|
Tempat berlangsungnya
fotosintesis.
|
– Terdiri dari sel parenkim,
banyak ruang antarsel.
– Kebanyakan berdiferensiasi
menjadi palisade (jaringan
tiang) dan spons (jaringan
bunga karang).
– Sel-sel jaringan tiang
berbentuk
silinder, tersusun rapat,
dan mengandung klorofil.
– Sel-sel jaringan bunga
karang
bentuknya tidak teratur,
bercabang-
cabang dan berisi
kloroplas,susunannya
renggang.
|
f)
|
Urat daun
|
Pada helai daun
|
Transportasi zat.
|
Menyirip atau menjari
|
B. Maksud
dan Tujuan
1. Maksud
Maksud dari
praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pembuatan
sediaan segar
2. Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk :
v Mengetahui
jenis – jenis sediaan untuk pengamatan mikroskopis.
v Mengetahui
cara – cara pembuatan sediaan segar.
v Mengetahui
secara garis besar dasar – dasar mikroteknik.
v Waktu dan
Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan : Hari / Tanggal : Jumat, 12 Juni 2013
Tempat : Laboratorium Biologi IKIP BUDI UTOMO – Malang
Tempat : Laboratorium Biologi IKIP BUDI UTOMO – Malang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Epidermis pada tumbuhan merupakan jaringan penyusun
tubuh yang paling luar, umumnya terdiri dari selapis sel saja dengan dinding
sel berlapis kutikula menghadap ke udara. Untuk mencegah penguapan air yang
terlalu besar kadang – kadang masih terdapat lapisan lilin atau rambut
epidermis disebut juga dengan jaringan pelindung. Diantara epidermis terdapat
alat tambahan yang disebut derivat epidermis, berupa rambut daun, stomata dan
sel kapas ( Pramesti, 2000 ).
Jaringan epidermis, terletak pada permukaan akar, daun
dan batang. Epidermis dilapisi zat lemak yaitu kutikula dan kitin.
Jaringan parenikm dan kolenkim, parenkim atau jaringan
dasar fungsinya memperkuat kedudukan jaringan – jaringan lain. Jaringan ini
terdapat di seluruh tumbuhan.
Sklerenkim, merupakan kumpulan dari sel – sel
Jaringan meristem, yaitu sekelompok sel – sel yang
aktif membelah dan memperbanyak diri.
Jaringan pengangkut berfungsi untuk mengantarkan dan
menyebarkan suatu zat makanan yang diperlukan sel tubuh. ( Winarto, 1981 ).
Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan
klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan
atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. (Estiti,
1995).
Fungsi daun
antara lain :
Ø Tempat
terjadinya fotosintesis. pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di
jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis
terjadi pada jaringan spons.
Ø Sebagai
organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ
respirasi.
Ø Tempat
terjadinya transpirasi.
Ø Tempat
terjadinya gutasi.
Ø Alat
perkembangbiakkan vegetatif. (Lakitan, 1993)
Daun biasanya tersusun oleh berbagai macam jaringan sebagai berikut :
Ø Jaringan
pelindung (epidermis atas, epidermis bawah, dan derivatnya).
Ø Jaringan
dasar ( mesofil)
Ø Jaringan
pengangkut
Ø Jaringan
penguat
Ø Jaringan
sekretori
1.
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada
epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu
besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis
terdapat stoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran
gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
2.
Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni
Ø palisade
(jaringan pagar) dan
Ø spons
(jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast.
Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya
agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan
fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak
daripada jaringan bunga karang.
Bagian helai daun adalah mesofil yang banyak mengandung kloroplas dan ruang
antarsel. Mesofil dapat bersifat homogeny atau terbagi menjadi jaringan tiang
(palisade) dan jaringan spons (bunga karang). Jaringan tiang lebih kompak
daripada jaringan spons yang memiliki ruang antar sel yang luas. Jaringan tiang
terdiri dari sejumlah sel yang memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai
daun. Meskipun jaringan tiang Nampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling
terpisah sehingga udara dalam ruang antar sel tetap mencapai sisi panjang;
kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut
mengakibatkan proses fotointesis dapat berlangsung efisien.
3.
Jaringan pembuluh
Jaringan
pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam
tulang daun
dan urat-urat daun.
Sistem jaringan pembuluh tersebar diseluruh helai daun dan dengan demikian
menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh
membentuk system yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median,
sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut tulang
daun dan sistemnya adalah sisntem pertulangan daun. Tampak adanya dua macam
pola yakni system tulang daun jala dan system tulang daun sejajar. System
tulang jala merupakan system bercabang. Pada system ini, tulang daun lebih
halus, secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang lebih
tebal. Tulang daun tengah (ibu tulang daun atau costa) merupakan tulang daun
paling tebal dan secara berturut-turut menghasilkan cabang tingkat satu, dua
dan seterusnya.
4. Jaringan sekretoris
Pada tumbuhan tertentu terdapat sel – sel khusus, misalnya saluran getah,
sel – sel kristal, dan kelenjar, yang umumnya terdapat pada mesofil daun.
Pada prinsipnya ada dua macam irisan berdasarkan bidang pemotongan, yaitu:
1.
Irisan melintang (cross section,biasanya disingkat c.s
atau x.s) adalah irisan dengan arah tegak lurus sumbu horizontal dari objek.
2.
Irisan membujur (longitudinal section,biasanya
disingkat l.s) adalah irisan sejajar dengan sumbu horizontal dari objek.
BAB III
ALAT, BAHAN,
DAN METODE KERJA
A. Alat
1. Gelas
objek dan gelas penutup
2. Pisau
silet / kakter
3. Pipet
tetes
4. Mikroskop
B. Bahan
1. Air
2. Daun mangga ( Mangifera indica )
B. Metode Kerja
v Ambil daun
yang akan dibuat irisannya. Potonglah menjadi
bagian – bagian kecil.
v Buatlah beberapa
irisan agar dapat dipilih yang terbaik.
v Letakkan
irisan pada gelas objek yang telah diberi setetes air sebagai medium.
v Letakkan
gelas penutup dengan perlahan – lahan sehingga gelas penutup menutupi medium.
Harus dijaga agar tidak terbentuk gelembung udara di bawah gelas penutup.
v Periksa
sediaan yang dibuat di bawah mikroskop lalu gambarkan hasilnya di buku
penuntun.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Pembahasan
Hasil dari penampang melintang
daun mangga ( Mangifera indica ) yang dipotong melintang tampak adanya seperti
susunan batu bata, berwarna hijau. Untuk mengamatinya praktikan harus mengiris
daun mangga ( Mangifera indica ) secara melintang dan tipis sehingga preparat
dapat ditembus cahaya dan terlihat jelas melalui mikroskop binokuler.
Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut pada daun. Yang berisi
jaringan yang berfungsi sebagai sistem transportasi bahan dan hasil
fotosintesis. Berdasarkan zat yang diangkutnya, terdapat 2 macam jaringan,
yaitu xilem dan floem. Xilem atau pembuluh kayu adalah jaringan kompleks yang
terdiri atas beberapa tipe sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat
kayu. Xilem berfungsi mengangkut air dan mineral dari akar ke bagian lain
tumbuhan. Adapun Floem atau pembuluh tapis merupakan jaringan yang tersusun
oleh sel-sel hidup dengan tipe yang berbeda. floem yang mengangkut ke zat hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Kedua macam jaringan ini
disusun oleh beberapa macam bentuk sel. Xilem tersusun oleh parenkim xilem,
serabut xilem, trakeid, dan unsur pembuluh. Floem tersusun oleh parenkim floem,
serabut floem, pembuluh tapis, sel pengiring (hanya terdapat pada Angiospermae
).
Pada tumbuhan dikotil contohnya pada mangga ( Mangifera indica ) memiliki
urat daun yang membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga
menjadi percabangan kecil dan membentuk susunan seperti jaring atau jala.Bahan
yang digunakan adalah sediaan segar.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini
adalah sebagai berikut :
Pada prinsipnya ada dua macam irisan berdasarkan
bidang pemotongan, yaitu:
a.
Irisan melintang (cross section,biasanya disingkat c.s
atau x.s) adalah irisan dengan arah tegak lurus sumbu horizontal dari objek.
b.
Irisan membujur (longitudinal section,biasanya
disingkat l.s) adalah irisan sejajar dengan sumbu horizontal dari objek.
c.
Daun tersusun oleh berbagai macam jaringan sebagai
berikut ; jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan pengangkut, jaringan penguat,
jaringan sekretori.
d.
Hasil dari penampang melintang daun mangga ( Mangifera
indica ) yang dipotong melintang tampak adanya seperti susunan batu bata, dan
berkas pengangkut membentuk susunan seperti jaring atau jala.
C. Saran
Sebaiknya di
dalam pelaksanaan praktikum ini diharapkan penambahan jumlah mikroskop,
sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar. Selain itu kerja sama antara
dosen dengan praktikan harus ditingkatkan, terutama dalam membimbing praktikan
agar praktikan dapat dengan benar dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan
praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Estiti B. Hidayat. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung. ITB.
Bandung.
Lakitan, B., 1993, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Pramesti, Hening Tjaturina. 2000. Mikroskop dan Sel FK. Unlam. Banjarbaru.
Pratiwi, D. A. 2006. Biologi SMA Jilid 2 Untuk Kelas XI. Erlangga. Jakarta.
Winarto, L. M. 1981. Penuntun Pelajaran Biologi. Ganeca Exack. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan memberi komentar yang positif, untuk kemajuan blog saya ini